Pengobatan alternatif
Chiropractic
Skoliosis V Lumbal - Syaraf Kejepit - HNP
Apa jadinya jika kita tidak bisa bergerak dengan nyaman dan terutama jika kita tidak bisa berjalan sendiri? Ok, ini yang dialami Peter....
Apa jadinya jika kita tidak bisa bergerak dengan nyaman dan terutama jika kita tidak bisa berjalan sendiri? Ok, ini yang dialami Peter....
Berawal dari awal Agustus 2009 di mana rasanya pinggang ke pinggul, paha, betis sampai pergelangan kaki sebelah kiri merasa pegal-pegal yang tidak kunjung hilang selama seminggu. Peter memutuskan untuk memanggil tukang urut untuk mengurangi ketegangan pada otot-otot tersebut, tidak lupa mengolesi salonpas dan sejenisnya setiap malam dan setiap pegal menyerang berlebihan. Karena pegal-pegal dianggap hal yang biasa, maka dibiarkan saja dengan harapan akan hilang setelah sementara waktu. Tetapi untuk membantu kebugaran tubuh, menurut banyak orang dan saran-saran orang yang sering mengalami gangguan tulang belakang pegal-pegal, maka Peter pergi berenang, tidak super swimming, tapi santai saja sambil main-main air. Problemnya, 3 hari kemudian sakit menyerang tidak tertahankan lagi.
Sehari sebelumnya, Peter masih bisa berjalan, duduk, bekerja, bahkan menyetir mobil. Tapi malamnya, saat mau pulang dan menyetir mobil, tiba-tiba pinggang sampai seluruh kaki kiri merasa sangat sakit, bukan seperti memar, tapi seperti salah bantal, syaraf kejepit, syaraf seperti tertarik dan tegang terus menerus. Walaupun sudah diluruskan, tiduran sebentar di mobil, duduk, miring kanan, miring kiri, berdiri, sampai 20 menit masih juga sakit sekali. Rasanya gawat banget, sendirian di mobil jauh dari rumah, tidak bisa nyetir.... akhirnya tarik nafas dalam-dalam, lalu buang, tarik nafas dalam-dalam lagi lalu dibuang, ini membantu menenangkan pikiran, dan memberikan persaan lega walau hanya sedikit. Kemudian, Peter paksakan untuk menyetir, walaupun perlahan-lahan, karena kaki kiri yang sakit, maka diusahakan sesedikit mungkin menyentuh kopling, karena menahan kopling dengan kaki kiri sangat menyiksa dan membuat badan mengeluarkan keringat dingin.
Malamnya, kaki diurut-urut ringan setelah sampai rumah. Keesokan harinya, sakit makin menjadi-jadi, duduk kelamaan saja di depan meja (2 jam) membuat seluruh badan kaku, dan sewaktu mau diluruskan dengan berbaring, wuiiihhh..... ampunnnn..... sakitnya........ TOlong obat atau apapun segera!!!!
Untung saja, setelah setengah jam, rasa sakit berkurang, tapi Peter hanya bisa berbaring, tidak berani bergerak macam-macam karena sakit, lalu dibelikan obat Voltaren. Voltaren setelah dicek di internet, ternyata semacam obat penghilang rasa sakit, pain killer gitu. Jadi kalau khasiat obatnya habis (perkiraan 6 jam, karena rasa sakit bertambah setelah 6 jam kurang lebih), maka sakit pun terasa lagi. Terutama pagi-pagi, di mana khasiat obat telah habis, karena terakhir makan jam 6 malam, maka pagi jam 2 an , rasa gelisah sudah tumbuh kembali, berbaring di ranjang dengan segala posisi pun terasa sangat mengganggu.
Paginya, Peter memutuskan untuk pergi ke dokter saja, disuntik ya disuntik deh, sakit banget. Tapi untungnya ada yang menyarankan jangan disuntik, karena tidak bagus buat tubuh, karena itu merupakan pain killer juga yang disuntikkan ke tubuh kita. Selain itu, setelah pengaruh suntikan habis, maka kita akan merasakan sakit yang sama lagi, jadi intinya, problem utama si syaraf kejepit tidak diobati sedikitpun. Maka disarankan pergi ke Sinshe Hendro di Kelapa Gading.
Ternyata jam 8 pagi di sana sudah ramai, dan mengingat besok akan libur menjelang hari kemerdekaan Indonesia, maka besok sang sinshe pun tidak akan praktik. Sambil duduk menahan sakit selama 1 jam ngantri, banyak pasien yang bertukar cerita penyakit masing- masing. Rata-rata mereka mengalami pegal-pegal, syaraf kejepit sampai sudah dirontgen (MRI) dan disuruh operasi sama dokter, tapi memilih pengobatan alternatif. Mereka sudah datang ke sinshe Hendro lebih dari 3 kali, bahkan sampai ada yang 10 kali, dan mereka sudah merasa baikkan, bisa berjalan tanpa tongkat, dan tidak mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit. Untuk informasi, biaya ke sinshe Hendro adalah sukarela, mulai dari Rp50.000,-.
Melihat pengalaman mereka, Peter pun memutuskan mencoba diurut, walaupun menurut pengamatan, sinshe hanya mengurut kurang dari 10 menit pada bagian yang sakit. Dan sinshe memang mengurut pinggul yang katanya merupakan sumber penyakitnya, bukan di kaki sumber penyakitnya, selama 5 menit yang membuat orang meraung-raung kesakitan, dan pasien lain bersimpati mendengarnya. Malu-maluin! Tapi setegar apapun orang, rasa sakit sewaktu diurut itu memang luar binasa. Sesudah diurut, tidak langsung terasa perbedaan bahkan tidak terasa baikkan sedikit pun. Bahkan obat voltaren dikonsumsi sehari 3 butir.
Peringatan!!!! Obat sejenis voltaren merupakan pain killer, tidak baik dikonsumsi terlalu banyak dan untuk jangka waktu lama. Harga 1 butir voltaren di apotek adalah Rp5.000,-. Persisnya apa dampaknya bagi tubuh, Peter juga kurang jelas, tapi biasanya konsumsi obat bisa menyerang hati dan ginjal (menurut pengalaman orang lain). Jadi di dalam otak perlu diingatkan jangan sampai ketagihan apalagi ketergantungan. Obat harus berkurang dan penyakit harus membaik. Voltaren yang sudah dikonsumsi sampai saat ini adalah 14 butir, mulai dari 3 butir sehari, lalu dikurangi 2 butir sehari, dan kalau sudah merasa rasa sakit tidak terlalu mengganggu dan bisa ditahan 1 butir sekali, lalu stop. Kalau rasa sakit tidak tertahankan, tak ada pilihan selain minum voltaren untuk sementara waktu, agar kita bisa melakukan aktivitas lain, terutama pergi ke berobat. Lebih baik minum multivitamin, kalsium, susu. Dan untuk membantu memperbaiki syaraf dan otot yang terluka selama syaraf kejepit, bisa ditambahkan neurobion, jus segar, dan makanan sehat lainnya untuk mempercepat masa penyembuhan.
2 kali sudah ke sinshe Hendro, lalu pergi ke sinshe yang mengerti struktur tulang. Dikatakan, sebaiknya rontgen bagian tulang belakang mulai dari leher sampai pantat. Pergi MRI juga merupakan penyiksaan, karena duduk terlalu lama di kursi, badan tidak bisa tegap, dan untuk mengambil foto x-ray bagian leher, kita harus berdiri atau duduk, asalkan leher kepala tegap. Jadilah, minta izin sama suster untuk tiduran sebentar untuk meregangkan pinggang yang sekarang tegang. Sambil tiduran di atas mesin sinar X, sekalian suster yang baik hati ini, mengambil foto bagian pinggang sampai ke pantat. Tadinya, semua proses mau dilakukan dengan posisi berdiri, karena dilihat tidak sanggup berdiri, akhirnya dikasih memakai alat yang kita bisa tidur di atasnya. Tapi pada pemotretan leher, sekali lagi suster meminta kalau bisa berdiri atau duduk agar leher lebih tegap dan hasil foto bagus. Karena sudah tiduran sebentar, akhirnya memaksakan berdiri, untungnya bisa tegap, dan suster mengambil foto secepat mungkin (tidak sampai 5 menit) selesai memfoto 4 kali bagian leher. Dan setelah tukar baju, dibiarkan tidur di ranjang yang kosong sambil menunggu hasil foto MRI kurang lebih 30 menit.
Biaya MRI untuk 4 foto leher dan 2 foto pinggang sampai pinggul hampir Rp500.000,- di rumah sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. Sakit datang tanpa diundang dan harga untuk meraih kembali kesehatan (mengingat masa depan masih panjang) memang sangat mahal. Jadi Lebaran nanti, gak usah berharap pergi liburan atau beli gadget macam-macam. Istirahat saja di rumah. Perlu diketahui, selama sakit, mobilitas sangat terganggu, hal yang bisa dilakukan dan yang terbaik bisa dilakukan hanyalah istirahat yang cukup dengan tiduran dan makan makanan yang sehat. Tidak lupa ke dokter dan sinshe hampir setiap hari..... (Huh!) Pekerjaan???? Ini merupakan pilihan yang sulit dari yang sulit, mau tetap bekerja dan penyakit tambah parah? Atau tidak bekerja, tidak dapat penghasilan, tetapi penyakit ada harapan membaik? Karena menurut banyak orang dan banyak pakar, penyakit tulang dan otot dan sejenisnya bukanlah penyakit yang sembuh dalam hitungan jari, melainkan perlu waktu lebih dari berminggu-minggu, bahkan bulanan, dan ada yang tahunan. Jadi tidak ada yang berani bilang, besok kamu pasti sembuh dan bisa bekerja. Tapi mereka bilang, kamu harus sembuh dan kembali bekerja dengan normal.
Setelah MRI, sinshe tulang, Sinshe Wan mendiagnosa bahwa tulang belakang mengalami skoliosis dan kaki kiri lebih panjang daripada kaki kanan kurang lebih 1 cm (tidak kasat mata pada orang biasa). Setelah diperiksa dari kamus bahasa medis, skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang, jadi kasusnya Peter adalah tulang belakang bagian lumbal (bawah) bengkok, walaupun derajat bengkoknya masih ringan, tetapi memberikan tekanan pada bagian tubuh lain dan menyebabkan rasa sakit tersebut. Skoliosis tidak bisa disembuhkan, tapi merubah kebiasaan duduk menjadi lebih tegap, sering berolah-raga, minum susu berkalsium tinggi, bisa membantu menjaga postur tubuh tidak bertambah bengkok. Tulang yang bengkok itu hanya bisa dikurangi sedikit derajat bengkoknya. Untuk itu beliau memerintahkan untuk melakukan beberapa gerakan tubuh, beberapa dengan bantuannya memutar tubuh pasien sampai tulang berbunyi semua. Persis seperti film Jacky Chan yang memelintir tubuh orang sampai tulang-tulangnya bunyi kretek-kretek.
Tujuan dari sinshe Wan adalah memperbaiki posisi tulang yang bergeser kembali ke posisi yang benar. Karena posisi tulang yang salah akan menyebabkan seluruh tubuh mengalami gangguan secara langsung maupun tidak langsung. Gejala ringannya seperti pegal-pegal ataupun pusing. Jadi tulang yang diplintir oleh beliau adalah bagian leher, pinggang dan pinggul. Menurut pengamatan, pinggang lebih banyak diplintir ke kiri. Kalau saya yang melakukannya sendiri di ranjang, tidak bisa, karena sakit kalau badan berputar ke kiri, kalau ke arah kanan tidak masalah bisa pletek sendiri. Perlu diketahui, gerakan di ranjang hanyalah gerakan sederhana untuk meredakan pegal. Tapi di klinik, semua gerakan harus dibantu alat dan diawasi dan dibimbing sama sinshe. Gerakan yang salah hanya akan membuat posisi tulang kita menjadi lebih parah.
Selain itu juga ada alat olah-raga berupa papan di mana kita bisa berbaring di atasnya, lalu posisi kita dibalikkan dengan kepala di bawah dan kaki di atas. Tujuannya adalah untuk mengurangi beban pada pinggang atau bagian yang terasa sakit dan meregangkan sendi-sendi tulang belakang kita terutama di pinggang. Setelah digantung untuk pertama kali terasa badan sangat ringan dan rasa sakit berkurang jauh. Hanya pergelangan kaki terasa sedikit sakit, karena pergelangan kaki menjadi tempat yang dikunci erat dan menggantung seluruh berat badan kita melawan gaya gravitasi. Tapi rasa sakit itu hanya selama digantung saja, setelah digantung 2 - 4 kali, kaki tidak sakit lagi.
Setelah berobat sampai hampir 3 minggu dan aktivitas hanya tidur alias bedrest dan kantong bolong besar, sekarang rasa sakit di pinggul sampai kaki sudah berkurang. Konsumsi obat pun sudah stop. Peter hanya minum banyak susu, vitamin, neurobion dan menggunakan salep untuk bagian yang sakit. Duduk terlalu lama juga dikurangi, bila sudah duduk lama, sebaiknya pelan-pelan berbaring di ranjang, luruskan badan sampai kaki, istirahat yang cukup. Ada beberapa latihan yang bisa dilakukan di rumah sendiri harus dilakukan setiap hari tujuannya untuk menggerakkan sendi-sendi, jadi tidak berarti kita tidak melakukan apapun juga baik.
Terakhir ini, banyak yang mengatakan coba saja berenang. Lakukan gerakan ringan seperti berjalan di air dan gerakan kaki di air seperti bemain air saja. Dan lakukan itu selama sebulan katanya bisa baikkan. Dan itu yang akan dicoba mulai sekarang.
Kondisi akhir Agustus Peter:
Bila tidur, bangun badan bisa berjalan tegap.
Setelah beberapa saat berjalan (5 menit), kaki mulai terasa sakit sampai pinggul, dan jalan terasa lelah. Kemudian berjalan menjadi posisi badan miring atau bongkok.
Bila duduk lebih dari 30 menit, kaki merasa tidak nyaman, sehingga mencari posisi duduk yang lain, bahkan bila tidak tahan mencari sofa untuk berbaring meluruskan badan, baru kembali duduk dan bekerja atau makan. Duduk dalam posisi menyender hampir tidak mungkin karena kaki terasa tertarik. Sehabis duduk, hampir tidak mungkin untuk bangun dan berjalan dengan badan tegap.
Olahraga yang dilakukan adalah peregangan, terutama bagian pinggang dan kaki kiri.
Obat pain killer seperti voltaren tidak dikonsumsi, karena rasa sakit hilang begitu berbaring.
Konsumsi makanan bergizi dan vitamin untuk membantu penyembuhan.
Rencana:
Berenang dalam 1 bulan ke depan dan lihat hasilnya.
Kembali beraktifitas normal dalam 1 minggu. (mengingat sakit sudah 3 minggu)
Mencari alternatif pengobatan lain.
1 comment:
Dear peter..
Sama persis dengan apa yang saya alami saat ini.
Sejak Mei 2003 saya sering merasa sakit bila membungkuk, terutama bila tanpa menekuk lutut.
Sampai dengan satu bulan yang lalu sakit tersebut makin menjadi-jadi, akhirnya searching internet dan menemukan banyak kasus seperti ini.
Lalu 28 September yang lalu saya Check di RS. PMI Bogor (Dg Dr.Youswar Darisan SpS), setelah di rontgen memang positif saraf kejepit, dan mulai menjalani fisioterapi sejak 29 September atau kemarin, Dan Alhamdulillah hari ini sudah agak mendingan sakitnya.
Silahkan contact di apri_dianto@yahoo.com untuk info selanjutnya.
Post a Comment